Wednesday, January 9, 2013

4 point

 Empat Poin Kunjungan Jokowi ke Setu Babakan

 Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo meninjau kawasan wisata budaya Betawi, 
Setu Babakan, Jakarta, Rabu, (21/11/2012).

 JAKARTA, KOMPAS.com - Saat berdialog dengan Badan Musyawarah Betawi DKI Jakarta di Perkampungan Budaya Betawi di Setu Babakan, Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan, Rabu (21/11/2012) siang, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo menyampaikan empat poin penting. Keempat poin ini terkait dengan keinginan Jokowi memajukan Betawi sebagai budaya percontohan di tingkat nasional.
"Pertama, saya ingin pembangunan di Setu Babakan total, tidak setengah-setengah. Saya sudah minta ke kepala dinas agar benar-benar diperhatikan," kata Jokowi.

Ia menjelaskan soal pembangunan infrastruktur di Kampung Betawi Setu Babakan yang masih berlangsung. Pembangunan ini terdiri dari tempat pementasan, galeri seni, dan rumah adat. Pembangunan akan memperkaya infrastruktur kawasan sehingga menunjang pergelaran seni dan budaya di Setu Babakan. Poin kedua adalah soal pembangunan Masjid Raya Betawi.

"Saya masih menunggu desain arsitekurnya. Yang penting, masjid tersebut harus kental dengan aksen Betawi, mulai dari pintu, jendela, ruang ibadah. Pokoknya semuanya," kata mantan Wali Kota Solo itu.
Pembangunan masjid raya itu untuk mengakomodir simbol budaya Betawi yang religius. Masjid ini mulai di bangun tahun 2013 di daerah Kapuk, Cengkareng, Jakarta Barat.

Poin ketiga adalah kewajiban pasar-pasar, gedung-gedung bertingkat, dan pembangunan kawasan perkotaan untuk memperhatikan nuansa Betawi. Selama ini Jokowi melihat belum ada suasana Betawi yang begitu kental pada arsitektur Kota Jakarta. Untuk itu, ia menekankan pembangunan gedung, rumah, dan pasar dengan memperhatikan ciri khas dari Jakarta, yakni sentuhan budaya Betawi. "Setiap kota kan punya ciri khas. Itu yang belum kelihatan dari Jakarta," jelasnya.

Poin keempat, Jokowi meminta kepada Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta untuk menyemarakkan kegiatan seni dan budaya Betawi agar terus dikenal dan lestari. Ia juga berjanji, mulai tahun depan, 68.000 pegawai Pemprov DKI Jakarta akan menggunakan baju adat Betawi pada salah satu hari kerja. Kewajiban ini akan dilaksanakan setiap Rabu. Ia juga ingin mempraktikkan apa pernah ia lakukan di Solo, yakni mewajibkan pegawai negeri sipil yang ia pimpin mengenakan pakaian tradisional Solo di hari tertentu.
Editor :
Laksono Hari W


 Jokowi Targetkan Dua Tahun Setu Babakan Rampung


JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) menargetkan untuk menyelesaikan pembangunan Setu Babakan pada dua tahun mendatang. Jokowi ingin menjadikan Setu Babakan sebagai kampung Betawi menjadi karakter Jakarta.
"Saya kemarin ke Setu Babakan. Di sanalah sebuah karakter kampung Betawi," kata Jokowi, di Istora Senayan, Minggu (2/12/2012). Jokowi menyesali bahwa sudah 12 tahun Setu Babakan dibangun, tetapi hingga saat ini belum juga selesai pengerjaannya. Oleh karena itu, ia menargetkan selama dua tahun akan menyelesaikan pengerjaan Setu Babakan.
"Dua belas tahun kok enggak jadi-jadi. Pokoknya kalau buat saya, dua tahun harus jadi. Syukur bisa setahun jadi," kata Jokowi.
Menurutnya, semua hal terkait pembangunan Setu Babakan sudah tersedia. "Duit dan anggarannya sudah ada, kemudian apalagi yang harus ditunggu. Ya tinggal niat dan kemauannya saja. Lha wong gambarnya sudah ada," kata Jokowi.
Jokowi lalu memaparkan upaya-upayanya untuk melestarikan dan mengembangkan kebudayaan Betawi. Misalnya, setiap Rabu sebanyak 68.000 pegawai negeri sipil (PNS) di lingkungan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI diwajibkan untuk menggunakan pakaian khas Betawi. "Ini masih diproses, apakah itu pakaian abang none, pakaian sadariah, itu semua masih diproses. Kalau sudah ketemu, baru nanti dipakai tiap Rabu. Intinya, Kota Jakarta harus punya karakter, identitas, dan ciri khas," kata Jokowi.
Jokowi juga mengatakan, ia akan memaksa Kepala Dinas Tata Ruang, Kepala Dinas Pekerjaan Umum, dan lainnya untuk dapat menciptakan nuansa khas Betawi pada setiap bangunan yang akan dibangun di DKI Jakarta. "Setiap bangunan kantor, sekolah, pasar, bank, apartemen, pokoknya apa pun itu harus memakai karakter Betawi. Akan saya paksa. Meskipun hanya tampak di depannya saja," kata Jokowi.
Upayanya menciptakan karakter Betawi dalam tiap bangunan itu akan ia mulai tahun depan. Menurut Jokowi, kebudayaan khas Betawi dalam bangunan itu banyak sekali, seperti rumah kabayan, rumah pesisiran, dan rumah joglo Betawi. Namun, keberadaan budaya tersebut sudah beberapa tahun dilupakan.
Tahun depan, Jokowi juga merencanakan untuk menggerakkan sanggar-sanggar budaya yang ada di kampung-kampung. "Tahun depan akan digelar karnaval besar yang mengangkat ondel-ondel sebagai kebudayaan Betawi. Jangan sampai Jakarta kalah dengan Singapura, Kuala Lumpur, Sydney, dan London," kata Jokowi.
Untuk mengembangkan dan melestarikan kebudayaan itu, menurut Jokowi, Pemprov DKI telah memiliki anggaran dan kemampuan untuk membangun. "Tinggal niat saja untuk mau dan enggak mau. Dalam kesempatan yang baik ini, saya ingin mengajak semua masyarakat bergerak. Karena tidak mungkin pemda sendiri yang gerak, semuanya harus digerakkan," kata Jokowi.
Editor :
Egidius Patnistik

No comments:

Post a Comment