Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo meninjau kawasan wisata budaya Betawi,
Setu Babakan, Jakarta, Rabu, (21/11/2012).
JAKARTA, KOMPAS.com - Saat berdialog dengan Badan
Musyawarah Betawi DKI Jakarta di Perkampungan Budaya Betawi di Setu
Babakan, Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan, Rabu (21/11/2012) siang,
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo menyampaikan empat poin penting.
Keempat poin ini terkait dengan keinginan Jokowi memajukan Betawi
sebagai budaya percontohan di tingkat nasional.
"Pertama, saya
ingin pembangunan di Setu Babakan total, tidak setengah-setengah. Saya
sudah minta ke kepala dinas agar benar-benar diperhatikan," kata Jokowi.
Ia
menjelaskan soal pembangunan infrastruktur di Kampung Betawi Setu
Babakan yang masih berlangsung. Pembangunan ini terdiri dari tempat
pementasan, galeri seni, dan rumah adat. Pembangunan akan memperkaya
infrastruktur kawasan sehingga menunjang pergelaran seni dan budaya di
Setu Babakan. Poin kedua adalah soal pembangunan Masjid Raya Betawi.
"Saya
masih menunggu desain arsitekurnya. Yang penting, masjid tersebut harus
kental dengan aksen Betawi, mulai dari pintu, jendela, ruang ibadah.
Pokoknya semuanya," kata mantan Wali Kota Solo itu.
Pembangunan
masjid raya itu untuk mengakomodir simbol budaya Betawi yang religius.
Masjid ini mulai di bangun tahun 2013 di daerah Kapuk, Cengkareng,
Jakarta Barat.
Poin ketiga adalah kewajiban pasar-pasar,
gedung-gedung bertingkat, dan pembangunan kawasan perkotaan untuk
memperhatikan nuansa Betawi. Selama ini Jokowi melihat belum ada suasana
Betawi yang begitu kental pada arsitektur Kota Jakarta. Untuk itu, ia
menekankan pembangunan gedung, rumah, dan pasar dengan memperhatikan
ciri khas dari Jakarta, yakni sentuhan budaya Betawi. "Setiap kota kan
punya ciri khas. Itu yang belum kelihatan dari Jakarta," jelasnya.
Poin
keempat, Jokowi meminta kepada Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI
Jakarta untuk menyemarakkan kegiatan seni dan budaya Betawi agar terus
dikenal dan lestari. Ia juga berjanji, mulai tahun depan, 68.000 pegawai
Pemprov DKI Jakarta akan menggunakan baju adat Betawi pada salah satu
hari kerja. Kewajiban ini akan dilaksanakan setiap Rabu. Ia juga ingin
mempraktikkan apa pernah ia lakukan di Solo, yakni mewajibkan pegawai
negeri sipil yang ia pimpin mengenakan pakaian tradisional Solo di hari
tertentu.
Editor :
Laksono Hari W
Jokowi Targetkan Dua Tahun Setu Babakan Rampung
JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) menargetkan untuk menyelesaikan pembangunan Setu Babakan pada dua tahun mendatang. Jokowi ingin menjadikan Setu Babakan sebagai kampung Betawi menjadi karakter Jakarta.
Jokowi Targetkan Dua Tahun Setu Babakan Rampung
JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) menargetkan untuk menyelesaikan pembangunan Setu Babakan pada dua tahun mendatang. Jokowi ingin menjadikan Setu Babakan sebagai kampung Betawi menjadi karakter Jakarta.
"Saya kemarin ke Setu
Babakan. Di sanalah sebuah karakter kampung Betawi," kata Jokowi, di
Istora Senayan, Minggu (2/12/2012). Jokowi menyesali bahwa sudah 12
tahun Setu Babakan dibangun, tetapi hingga saat ini belum juga selesai
pengerjaannya. Oleh karena itu, ia menargetkan selama dua tahun akan
menyelesaikan pengerjaan Setu Babakan.
"Dua belas tahun kok enggak jadi-jadi. Pokoknya kalau buat saya, dua tahun harus jadi. Syukur bisa setahun jadi," kata Jokowi.
Menurutnya,
semua hal terkait pembangunan Setu Babakan sudah tersedia. "Duit dan
anggarannya sudah ada, kemudian apalagi yang harus ditunggu. Ya tinggal
niat dan kemauannya saja. Lha wong gambarnya sudah ada," kata Jokowi.
Jokowi
lalu memaparkan upaya-upayanya untuk melestarikan dan mengembangkan
kebudayaan Betawi. Misalnya, setiap Rabu sebanyak 68.000 pegawai negeri
sipil (PNS) di lingkungan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI diwajibkan
untuk menggunakan pakaian khas Betawi. "Ini masih diproses, apakah itu
pakaian abang none, pakaian sadariah, itu semua masih diproses. Kalau
sudah ketemu, baru nanti dipakai tiap Rabu. Intinya, Kota Jakarta harus
punya karakter, identitas, dan ciri khas," kata Jokowi.
Jokowi
juga mengatakan, ia akan memaksa Kepala Dinas Tata Ruang, Kepala Dinas
Pekerjaan Umum, dan lainnya untuk dapat menciptakan nuansa khas Betawi
pada setiap bangunan yang akan dibangun di DKI Jakarta. "Setiap bangunan
kantor, sekolah, pasar, bank, apartemen, pokoknya apa pun itu harus
memakai karakter Betawi. Akan saya paksa. Meskipun hanya tampak di
depannya saja," kata Jokowi.
Upayanya menciptakan karakter Betawi
dalam tiap bangunan itu akan ia mulai tahun depan. Menurut Jokowi,
kebudayaan khas Betawi dalam bangunan itu banyak sekali, seperti rumah
kabayan, rumah pesisiran, dan rumah joglo Betawi. Namun, keberadaan
budaya tersebut sudah beberapa tahun dilupakan.
Tahun depan,
Jokowi juga merencanakan untuk menggerakkan sanggar-sanggar budaya yang
ada di kampung-kampung. "Tahun depan akan digelar karnaval besar yang
mengangkat ondel-ondel sebagai kebudayaan Betawi. Jangan sampai Jakarta
kalah dengan Singapura, Kuala Lumpur, Sydney, dan London," kata Jokowi.
Untuk
mengembangkan dan melestarikan kebudayaan itu, menurut Jokowi, Pemprov
DKI telah memiliki anggaran dan kemampuan untuk membangun. "Tinggal niat
saja untuk mau dan enggak mau. Dalam kesempatan yang baik ini, saya
ingin mengajak semua masyarakat bergerak. Karena tidak mungkin pemda
sendiri yang gerak, semuanya harus digerakkan," kata Jokowi.
Editor :
Egidius Patnistik
No comments:
Post a Comment